Monday, June 12, 2006

Sekar Ayu



Date: Sun, 11 Jun 2006 21:50:43 -0700 (PDT)
From: "Fiyanti Mila"
Add to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Re: Berbagilah keluh-kesah Mas padaNYA.................
To: "Luluk Amalia" <@yahoo.com>

Waalaikumsalaam wr. wb.
Ibuku? Beliau tewas 1989 bersama bapakku dalam satu
kecelakaan lalulintas di Kuningan semasa aku kelas 2
SMU. Dari situ awal perbenturan moral diantara aku dan
2 kakakku yang lantas menerjunkan diri menjadi
birokrat sebagai cara yang dianggap paling nyaman buat
membina kehidupan pribadi yang serba posesif.

Diajeng ini bukan cuma cerdas namun intuisinya juga
tajam. Tahu aja apa yang kulakukan dimalam dingin buat
sekedar menghangatkan hati untuk bermunajat kepadaNya.
Meski hanya dengan suara serak dengan tajwid yang
masih berantakan. Apalagi diperburuk dengan kebiasaan
mengumbar napas dalam harokat yang panjang. Kalau jeng
simak pasti tertawa. Hehehe, tapi anggap saja celoteh
dari satu pecundang yang masih menapaki jatidiri ya.
Maaf, sejak Ramadhan 2000 aku baru sempat 14 khataman.
Diawali dengan otodidak melalui kaset atau CD
Al-Quran.

Diajeng ini paling bisa mengemudikan perasaan dan
hati.
Memangnya apa yang sedang diajeng lakukan buatku?
Entah kalau aku geer, tapi aku merasa kok diajeng ini
tengah menghiburkan hatiku. Apakah aku tampak
nelongso?
Atau meratap? Atau berkeluh kesah kepadamu agar
diajeng berkenan menjadi isteriku? Maafkan aku kalau
sejak awal berlaku sembrono berandai diajeng mau
menikah dnganku.
Namun kalau itu terjadi, agaknya dari pintu manapun
aku merasuki kehadiranmu, disana selalu tersedia madu
yang harum dan mengenyangkan dan memuaskan. Akankah
begitu?

Ada perubahan yang manis, kok sekarang jeng
memanggilku Mas? Kenapa? Bukannya penampilanku belum
berubah? Apa kompensasi karena diajeng sudah mulai
melontarkan kata2 nyata buat membangunkan sanubariku
dari kemungkinan tidur berkepanjangan yang meratap dan
merisaukan?
Aduhai diajeng Luluk Amalia, kalau saja tak kutakutkan
pengorbanan besarmu bakalan tersiasia buat menyertai
perjalanan pecundang kayak aku. Aku akan senang kalau
diajeng berkenan hadir disisiku. Bantu aku mengelola
agro-biz yang orang percayakan kepadaku dengan modal
ngocol saja. Iya sih, ada juga kekawatiran kalau
ucapanku tak menjadi kenyataan. Tapi masa juga info
google bohong semua? Ternyata lahan pengelolaan kini
berubah lagi. Tanaman sela pada perkebunan dibatalkan
atau ditangguhkan. Perhatianku khusus buat lahan
kosong 2 Ha saja, katanya agar aku lebih fokus. Semua
biaya akan ditanggung oleh land-lords. Aku akan
dibayar dari hasil kebun dengan prosentase kemudian.
Subhanallah, kayaknya hampir tak menjanjikan apa2
selain lodging.
Iya sih, menurut google, lowbush dan highbush
blueberry dialamnya aja bisa menghasilkan 4 ton sekali
panen per acre (2500M2). Gimana kalau budidaya ya?
Meski yang merisaukanku tetap saja struktur soil yang
harus mendekati kontur alam liar di habitat aselinya.
Kayaknya ujicoba ini akan memakan waktu yang lama dan
mungkin mengubur semua pribadiku di bukit bluwek ini.

Email kemarin, diajeng menyiratkan ada "permusuhan"
diantara aku dengan diajeng Mila. Kenapa?
Aku slalu memanjatkan doa buat kesehatan kesejahteraan
dan kebahagiaannya. Karena menurut katanya pertelepon,
kehidupannya samasekali tidak sehat sejahtera bahagia.
Bukan hanya karena menetap di pedalaman Kalimantan
Timur yang menjadi penjara alam baginya. Tapi ada
perbedaan mendasar dalam rumahtangga yang tengah
dihadapinya. Sesungguhnya ini siksaan bagiku, namun
aku juga tetap memperhatikannya. Diajeng, apakah aku
tengah berselingkuh sanubari dengan mantan isteriku?
Haruskah kuganti saja nohape agar jeng Mila tak bisa
lagi menghubungiku? Bantu aku jeng, apa yang sebaiknya
aku lakukan? Iya sih kata diajeng, jangan hapus ID nya
yang sarat akan kenangan indah. Tapi bagaimana dengan
perselingkuhan sanubari yang teramat menyiksaku ini?
Katanya sih perceraian ini bukan atas kehendaknya.
Seminggu yang lalu diajeng Mila masih bilang kalau aku
beroleh kompensasi perceraian Rp. 100 juta. Padahal
pengacara keluarganya cuma bilang Rp. 25 juta. Tak
kuambil, karena aku gak berniat menjual diriku.
Hehehe, ketika aku ceriterakan kepada 2 kakakku
sewaktu nyekar menjelang hari Raya Ied 1426H, habis
aku di maki2 sebagai orang yang, katanya, tak tahu
diuntung dll dsb.

Iya lah jeng, kalau memang betul ceritera disela lahan
yang tengah kugarap akan menyenangkan hatimu dan
manatahu juga berfaedah bagi jendela ajar mengajarmu,
aku akan tuliskan sejak awal dalam sebuah blog.
Manatahu juga bisa menjadi acuan bagi para siswa buat
belajar dan berusaha hidup mandiri jauh dari alam
kota.
Sebetulnya sih selama 7 tahun ini aku banyak menulis
seperti anjuran diajeng itu. Namun pada Maret 2005, 40
judul tulisanku masih terkubur dalam HDD 40GB yang
tiba2 rusak terkena virus yang juga menjebolkan satu
unit pc. Sampai kini masih kucari person atau badan
yang bisa rekovery HDD. Iya sih rasanya kayak kiamat
shagir. Namun yang namanya musibah, aku terus aja
melakukan penulisan apasaja manatahu kelak manfaat.

Maafkan kalau tulisan ini terlalu panjang yang bisa
memuakkan hati sanubari diajeng. Beginilah aku, seprti
kata iklan, kalau sudah duduk suka lupa berdiri.
Terimakasih ya diajeng Luluk Amalia, bagaimanapun dari
tetes tebu ini kurasakan lautan madu dari manismu.

Malaikat2 kecil di surau? Kayaknya cocok deh sebagai
judul tulisan untuk memenuhi permintaan diajeng Luluk.
Tapi tetap saja butuh pic keseharian diajeng buat
menghiasi juga aksentuitas penulisan. Aku butuh
rohani.
Partisipasi modal Syariah? Aduh diajeng, modal apapun
yang akan diajeng sertakan, hatta seuntai doa dan
larik senyum manismu saja aku akan jadikan modal
hurip.
Tentu harus kujemput. Katakanlah, bagaimana cara yang
ma'ruf buat menjemputnya dari tangan diajeng?
Wassalam.

--- Luluk Amalia wrote:

> Asslm.................
> Cerita dong Ibunda tersayang masihkah berjihad di
> dunia ini?
> Wah hebat selalu menjaga wudhu, kenapa ga
> diamalkan dengan menebarkan harumnya kepada
> malaikat2 kecil di surau, mesti akan merdu terdengar
> alunan ayat 2 suci. Pintar ngaji kan????????????????
> aku, akan seneng sekali jika Mas bercerita tentang
> indahnya perkebunan dan perjuangan di sana?
> Udah merambah ke agro bisniskah?
> Kalo aku mo ikutan tuh bisnis, hanya ikut
> berpartisipasi modal syariah saja gimana tuh ?
> Kurasakan Mas, pandai merangkai kata2, dan
> sepertinya punya fasilitas yang mendukung kenapa ga
> mencoba menuangkan isi hati dalam sebuah karya
> sastra. Betapa bahagianya, aku kan jadikan bacaan
> penghangtar tidurku, jika dirilis dalam bentuk
> novel, tertarik??????????????
>

No comments: