Wednesday, June 14, 2006

Sekar Ayu



Date: Tue, 13 Jun 2006 09:10:01 -0700 (PDT)
From: "Fiyanti Mila"
Add to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Mas mohon maaf.
To: "Luluk Amalia" <@yahoo.com>

Assalamuialaikum wr wb.
Mas kok lali, klo di Sukabumi baru jam 20:30 di
Semarang tentunya dah jam 21:30. Buat sosok yang cape
seharian melakukan perjalanan ajar mengajar, tungkai
dan tubuhmu tentu penat. Aku sungguh telmi buat
mendengar merdu swaramu. Tadinya sih sekalian mo
ceritera akan hasil pertemuan di baledesa yang sempat
kulontarkan ide dik Luluk tentang Malaikat malaikat
kecil di surau. Kalimat indahmu sempat kucuatkan lho.
Tanggapan hadirin sungguh baik, bahkan juga dari
pemuka masyarakat dan pamong desa. Cuma, ya ini, mas
juga diminta buat membimbing para sepuh yang katanya
gak kenal alif bingkeng karena terbiasa memegang pacul
bingkeng saja. Mas cuma bisa mengajak buat tadarus
bersama. Maksud mas akan mengundang beberapa tokoh
pesantren untuk bergiliran memberikan bimbingan BTA.
Gimana menurut dik Luluk? Mas juga sempat ceritera
sebelum Ramadhan 2000, klo mas Yasiinan dilakukan
dengan membaca kitab dengan dwi huruf Latin dan Arab.
Dan untuk mulai membaca Al-Quran mas lakukan langsung
saja meski dengan vokal terpatah patah, berulang
ulang, sambil berlatih tajwidz dan makhraj dengan
tuntunan dari kaset atau CD bacaan. Hehehe, mas jadi
malu nih kepadamu dik. Jadi ketahuan banget akan
modalku.

Iya sih dik Luluk belum ceritera keluarga adik. Mas
jadi gak tahu siapa yang menerima telepon semalam yang
lalu membangunkan dik Luluk dari tidur yang lelap.
Dari serak kerongkonganmu mas tahu kalau adikku tengah
tidur lelap bahkan semoga juga lagi mimpiin sosok yang
rambut panjang hitam lurus, oval, kurus dan item itu.
Sekali lagi mas mohon maaf ya dik. Sebagai penebus
rasa, klo lagi di Semarang mas ingin mengajakmu makan
di Tugu Muda. Tapi itupun klo dik Lulu gak serem aja,
karena sudah pasti mas akan selalu menatapi gigimu
yang rapi meski gak putih. Setahuku yang putih itu ya
tembok SMAN 1 Semarang. Entah klo nasibku cuma sebatas
tembok.
Pokoknya mas dikasih tahu kapan saat tepat buat
nelepon agar tak terjadi lagi gangguan seperti
semalam. Okeh?
Mau bukan dik Luluk maafin kelakuan mas yang ngawur?
Mas kok belum bisa buat linking URL sekaramalia dengan
URL sekarayu. Setidaknya simbolisme love-matching
aja. Manatahu bisa mendongkrak produksi yang sejak
Juni 2005 masih satu itu. Gak usah malu, adik Luluk
tentu sibuk.

Mas kepingin nawar nih, iya deh gak manggil diajeng
Luluk tapi jeng Luluk saja. Gimana? Klo kayak feodal
juga, biarlah jeng Luluk menjadi putri dihatiku saja.
Toh sapaan jeng cuma ada di yahoo dan hape kita aja.
Wassalam. Dosa gak yah aku sering menatapi senyumanmu?

No comments: