Wednesday, June 14, 2006

Sekar Ayu




Date: Wed, 14 Jun 2006 00:02:26 -0700 (PDT)
From: "Fiyanti Mila"
Add to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Luluk Amalia, jeng bukan teratak tumbuh dibatu lho.
To: "Luluk Amalia" <@yahoo.com>

Assalamualaikum wr wb.
Sebelum membaca email ini, bukalah segelas aqua lalu
sesapi perlahan dari sedotannya. Semoga Allah pupuskan
kemarahan dengan menjauhkan syaitan dari cokol hati.
Meskipun aku tengah menyandang gelar duda, rasanya
tetap aja sama kolotnya dengan dik Luluk kalau harus
mencampurkan adukkan pengertian diantara cinta dan
ranjang. Dua substansi yang teramat jauh berbeda.

Hipotesa apa itu kalau ranjang dingin = tak ada cinta
bersemi? Maaf dik Luluk hendaknya jangan sok tahu lalu
cepat2 mengambil kesimpulan berdasarkan feeling yang
dah beberapa kali kurasakan serasa kejam. Aku maklum
kalau jeng Luluk masih muda 25 tahun. Jeng juga
agaknya emosionil, moody yang bisa mudah berprasangka.
Maaf, dari kecerahan kelopak mata agaknya jeng Luluk
lagi terendam di kubangan bak cucian yang sejuk
berbau harum deterjen yang lama2 malahan menyesakkan.
Apakah keadaan ortu jeng Luluk yang gak bercerai tapi
pisah ranjang, bisa diartikan ada problem serius yang
mengganggu ketenteraman jiwa jeng? Makanya selalu
cemas gelisah. Jangan2 email2ku juga bisa dianggap
ancaman meski aku dianggap potensial jadi dagelan buat
sekedar menghibur hati jeng. Bisa jadi di mata jeng,
seekor fahmi itu cuma topeng monyet yang bisa berubah
seperti tampilan pic aku yang terbayangkan sosok
dengan rambut panjang lurus hitam, kurus, oval, item.
Apakah jalannya gontai dengann tatap mata kosong dan
sudut bibir yang selalu basah ileran? Jangan2 fahmi
bromocorah narkoba? Atau malahan arwah gentayangan?
Mana dianya cuma seekor duda, mana idealis sinting,
mana cuma seekor kuli pacul di kebon orang. Padahal aku
perawan tingting, mana aku guru terhormat, lagi ikut
PS2 lagi. Makanya sebelum kena terkam. Hihh, kabur!!!


Jeng Luluk boleh memakiku apa saja. Klo itu baik buat
melonggarkan pepat di dada sebagai ganti luruhnya
seteretes airmata sebagai ganti sesambatmu kepadaku.
Andai saja aku beroleh ijin dari ibunda untuk masuk ke
rumahmu. Aku ingin meremasi 20 jemarimu dan kuusapi
rambutmu. Aku gak perlu dengar ceritera apapun dari
jeng, biarlah segala kisah itu terungkap belakangan.
Klo jeng mau boleh tumpahkan airmatamu dikantung
kemeja mas berikut ingus dan iler mu sekalian. Iler?
Iya iler diujung tidurmu didadaku. Pegal juga sih
selama 3 jam mas kudu mengelusi rambutmu sambil
sesekali maling2 mengecupi jidatmu. Inginnya sih
kedua matamu, tapi itu kan jatahmu di malam2 pengantin
kita nanti. Iya ndak?

Fahmi Mila = Fahmi Eman union Fiyanti Mila?
Adikku Luluk Amalia. Ijinkanlah Mas menangis ya.
Yang betul Fahmi Eman atau Fahmi Mylla. Union dari
Fahmi Eman dengan Mylanta obat maag yang diiklani oleh
mas Doddy Mizwar itu lho. Tadinya malahan aku dilandi
jadi Fahmi Misbar lho jeng. Yah jeng, klo cinta tengah
bersemi semuanya itu Insyallah mungkin. Begitu pula
kapan dianya bersemi maka alam akan gonjang ganjing.
Apalagi bagi yang gak sekufu. Duda dengan perawan.
Ikatan harapan yang ringkih banget, labil dan gampang
terguncang. Klo jatuh tentu pecah berderai total-lost.

Lambang cinta abadi? Huhhh, mana ada yang abadi sih?
Yang abadi itu adanya cuma di hikayat Batara Kakung
yang pernah kencing dihutan yang sekarang menjadi satu
kota karesidenan tempat jeng anuku tinggal dan ajar
mengajar. Jangan tanya ya jeng, aku wis lali meneh kok.

Kotak emas didasar hatiku? Apa pula nih? Macam mana
pula awak nih mau punya kotak emas tuuuhhh? Tongboro
kotak emas, kotak sabun aja gak punya. Klo kata orang
Sukabumi mah, malah sawah sakotak aja juga gak punya.
Iyalah, klo Allah ijinkan kita bersama padahal jauh
didasar hati mas ada kotak emas yang hanya jeng Mila
yang tahu kuncinya. Maka jadilah Islam kaffah.
Hehehe, pasti deh jeng Luluk nyureng, lalu nesu lagi.
Lantas sambil nangis mas dibegobegoin. Sapa juga yang
bego ya? Sungguh satu dualisme yang aneh deh. Hehehe.

Hey jeng Luluk yang pic nya membikin marak atiku!!!
Di Jakarta dan Jabotabek, mas ini gaul tenan lho.
Makanya pic mas bisa aja tersebar dimana saja. Dimana
ada teman disitu ada pic dan kartunama yang diminta.
Namanya juga usaha mencari sesuap nasi sebutir
berlian. Manatahu juga berjumpa dengan urat emas.
Mana sekarang ini yang namanya kamera ada dimana mana.
Ada yang di saku, ada yang dijepret, ada yang digital,
ada juga yang bisa diajak ngobrol segala. Makanya pic
mas ada dimana mana. Meskipun kini mas dah gak punya
alamat di Jakarta. Sama seperti mas belum punya alamat
di Semarang tapi kan sudah memiliki nohape jeng.
Bahkan feelingku, dibalik buku tugas SMAN1 Semarang
ada print out cetakan gambar Abe Lincoln yang
misterius itu. Kan sama saja pic mas juga ada di
Semarang tho? Nah klo ini namanya bukan dualisme tapi
romansa trilogi dik Luluk.
Kayak pic dik Luluk yang kucetak lalu kubingkai lalu
sering menemaniku tidur seranjang digigitinya malam2.
Kan bisa juga dik Luluk bilang klo sekarang ini dah
jadi "garwo impenan" mas Fahmi Mylla (bukan Mila ya).

Dah ah cape aku klo mo belagak jadi "paguru" yang lagi
ngomeli entah mewejangi murid sing merak ati. Kalah
dong aku sama buguru paten yang dah berapa kali aja
ngomelin, bisa halus bisa semihalus bisa terhalus.
Tapi buat jeng Luluk aku siap kok diomeli juga, sebab
seperti kata pepatah, pahit dimata tapi manis dihati.
Meski kepinginku sih, manis dimata harum dihatimu.

"Bila cinta memanggilmu maka bangkitlah....
bila ranjang memanggilmu maka tidurlah....."

Untuk urusan cinta diranjang aku sama kolotnya kok.
Mungkin bukan tidur tapi tidur2an suami isteri ya?
Insyallah, jeng Luluk eh dik Luluk boleh uji nanti.
Wassalam, beginilah cara buguru mengelak email agar
berkesempatan buat gak menjawabinya? Entah karena
kepanjangan gak punya waktu buat tudepoin ajah. Entah
juga karena fahmi ibarat tong gosong nyaring bunyinya.
Entah juga krena, amit2 jabang bayi, fahmi cuma duda.

--- Luluk Amalia wrote:

> AKu memg gadis yang kolot............dan gadis ini
> memberikan pendapatnya"
> Baru kusadari ternyata mas menganggap
> cinta=ranjang, jika ranjang pengantin itu dingin
> berrati tak ada cinta bersemi, sunggguh sangat
> ironi. mungkin aku memang baru mengenal sebatas
> tulisan, paling tidak satu aku paham mas adalah
> idealis, lalu kemana lariny sekarang????????????????
> semoga feelingku salah.................
>
> ehm.................sudah tidak punya alamat di
> jakarta=mencarikan foto untukku di jakarta yang
> berserakan, dualisme yang aneh, semoga kejujuranlah
> diatas semua itu.............
>
> Fahmi mila suatu nama dari Fahmi Eman union dengan
> Fiyanti Mila, terisyarat makna yang
> dalam........sesuatu yang abadi didalamny tumbuh
> cinta sejati. Andaikata aku dipekanankan ALLAH
> untuk mendampingi mas, mungkin aku tetap tidak bisa
> bahagia, walaupun Mas sudah berjuang sekuat tenaga,
> tetapi masih ada satu kotak emas yang tertutp rapat
> jauh didasar hati Mas, dan hny Mbak Mila lah yang
> hanya bisa membuka karena ia adlah kunci dari
> semuanya.
>
> "Aku jadi gak faham akan tragedi yang sudah
> menimpa kami. Sekarang aku dan jeng Mila dipisahkan
> oleh tembok kekuasaan dan hukum. Jeng Mila bahkan
> dikirim ke penjara alam pedalaman Kalimantan
> Timur.:"
>
> seuntai baris yang penuh makna, MAs mungkin ga
> menyadari tapi aku sebagai wanita 90% menggunakan
> perasaan, sangat peka dengan hal itu.............
> ehm..........kurasa mungkin aku tidak ap in jalan
> terbaik, tapi setidakny dicoba toh..........
>
> Pinang kembali Teh Mila, karena Mas Fahmi lah
> satu2 pejuang yang bisa membebaskan Teh Mila dari
> penjara................
> Selamat berjuang.
> stop, ak tahu mas akn berusaha menjelaskan ini dan
> itu kepada bahwa itu tidak mungkin, karena sudah
> terlajur melihat wajahku yang marakake
> ati............
>
> Don't ever say i can't before you try. Ok
> Kan selalu kupanjatkan doaku ditengah malam hanya
> untuk kebahagian kalian..........
>

No comments: