Sunday, June 18, 2006

Sekar Ayu



Date: Thu, 15 Jun 2006 04:50:28 -0700 (PDT)
From: "Fiyanti Mila"
Add to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Apa ya?
To: "Luluk Amalia"

Waalaikumsalaam wr wb.
Mungkin juga apa yang kualami merupakan rahmat yang
tersembunyi. Di areal perkebunan buah2an tropis itu
bersebelahan dengan lahan2 bisnis bebungaan yang hasil
panennya dikirim ke koperasi lalu disebar ke sentra2
bunga di Jakarta dan sekitarnya.
Sudah sejak dulunya, karena memang dipegang oleh
land-lord yang sama maka para pekerja dari bermacam
lahan itu berdomisili di satu bedeng panjang yang ada
di sisi kebum buah2an itu. Disini ada sekitar 50
kepala dengan bermacam pembagian tugas. Kelamaan
disini kayak nya membentuk angkatan kerja yang hampir
homogen. Kecuali bagi para mandor dan centeng.
Kehadiran kami yang 10 orang ini tentunya sekedar
menambah jumlah kepala. Para wanita menurut kodratnya
bertindak sebagai perempuan. Dari mereka kami beroleh
pasokan makanan lokal yang dihawa dingin bumbu masakan
diberikan ekstra banyak. Selain sebagai sumber tenaga
juga diharapkan makanan lebih awet karena cukup
memenuhi selera lidah lokal. Buat kami para pendatang
ya kudu menyesuaikan.
Karena semasa di Kuningan kami bertiga sama lelaki,
maka sejak kecil kami dah biasa bekerja rumahan sesuai
dengan kemampuan dan umur kami. Makanya sejak 1989 aku
tenang2 aja menamatkan SMU dengan dana terbatas yang
diperoleh dari Jasa Raharja, simpati dan hasil bumi.
Aku juga mampu mengurus rumah sendirian karena kedua
kakakku sudah berkeluarga dan lebih suka ikut mertua.
Begitu juga setamat SMU lalu hijrah ke Jakarta, aku
nyaman2 aja tuh dengan kehidupan pribadiku. Mana aku
bisa mengembangkan beberapa hobbi menjadi tambang uang
saku tambahan. Reparasi radio dan TV, jual beli alat
komunikasi radio, merancang antenna. Alhamdulillah.
Maaf ya dik Luluk, Insyallah kami gak sampai kelaparan
kok karena kapan saja makanan selalu tersedia. Bisa
sih klo kami minta beda pasakan. Seperti yang
disuguhkan disaat aku terkena gejala tiphus.
Subhanallah, ternyata keluargaku bisa ada dimana aja
kok. Sesekali klo aku sempat, malahan mendagelkan
beberapa masakan Eropa yang aku ingat. Meski bumbunya
harus dibeli di supermarket Jakarta. Di Sukabumi belum
nemui tuh yang namanya Oregano atau daun thyme buat
spaghetti. Yang mereka suka malahan Viener-snechtel
berupa irisan daging tipis yang berbumbu dasar merica
dan garam lalu digoreng dengan bread-crumb. Senang aja
sesekali aku bisa memancing senyum berkembang diwajah
pedesaan.
Tersenyum saja ibadah, apalagi membangkitkan senyum.

Pada dasarnya dimanapun dimuka bumi ini sudah bisa
dicapai dengan teknologi radio. Begitu juga arus data.
Buat guru komputer, seharusnya dik Luluk memahaminya.
Apalagi klo bisa mengembangkan iptek yang perlu.
Dengan sekeping parabola kita bisa ngenet dari bukit
bluwek atau dari puncak2 pohon di rimba raya. Idealnya
elektronika bisa memenuhi segala keajaiban yang
mungkin. Maaf, ini mungkin bukan ilmu terapan tapi
ilmu kudu yang harus mampu hadir di lapangan manapun.
Tagihan pulsa, aku gak mikir kok. Lha wong tuantanah
menyediakan fasilitas gratis bagiku buat surfing entah
browsing, kenapa juga gak emailing bahkan chatting?
Percayalah, minimal dengan duit yang memadai segalanya
mungkin saja. Lagian aku ngakunya cuma user biasa kok.

Tentunya aku akan tulis segala kisah masalalu, saat
ini dan harapan masadepanku di URL sekaramalia. Tunggu
aja.
Makasih lho masih mau kirim email kepadaku, karena
bukan mustahil khabarmu bakal kukembangkan menjadi
satu judul ceritera pendek atau panjang. Suka2 aku
dong.
Kisah sedih? Bagiku khabar jelek sebaiknya ditelan
sendiri saja. Daripada jadi gunjingan atau cemoohan.
Gak meratap aja aku sudah dianggap ragil idealis yang
cengeng gak bisa urus diri. Kepingin punya isteri aja
malahan digosok disodok agar kembali meminang mantan
isteriku yang khabarnya masih jadi isteri orang.
Sungguh asumsi yang gak faham deh. Apa ya? Apa dong.
Wassalam. Coba kayak apa sih ceriteramu itu?

--- Luluk Amalia wrote:

> Asslm............
>
> Mas di bukit bluwek tinggal sama siapa?
> Anak ragil kayak mas gitu bisa nyuci baju
> sendiri.....ehm sepertinya ga bisa deh.........
> Tapi kayak nya Selabintana ga ada Mbok Iyem yang
> mau dimintain tolong MAs Fahmi deh, abis mbok2ny
> pada takut ga digaji. Jadi kepaksa ngurusi keprluan
> sedri ya........ Wah akhirny anak ragil hidup
> mandiri, kira2 adikku yang bungsu besuk gitu bisa ga
> ya..............
>
> Terus kalo yang masak siapa yang masakin, tentu
> mas Fahmi dijamin ga bisa lagi deh wong harus mau ga
> mau maem masakan yang pedasnya.....akhirnya
> digandrungi ama si Thypus.........Kayak adikku lagi
> nih bisa menghabisin masakan mbakyu yang baru aja
> dianggkat dari penggorengan sama si mbakyunya.....
> belum smpet mbakyunya nyicip, eh lha dalah udah
> habis di serokan...........
> ehm.......dasar adikku emg genthong semua, pasti
> aneh jika mas ketemu am keluarga habis pada subur2
> smua.
>
> ehm........mau ga tak kirmin masakanku...........
> yah walaupun rasany pas2an tapi lumayan juga
> lo...............
>
> Mas ko bisa pake di internet, terus bandwithny
> gimana tuh?
> masak di bukit bluwek bisa maen internet, terus
> tanggihan pulsa lari kemana?
>
> wah, kayakny punya akses point sendiri ya.........
>
> Mas, jarang sekali krim email tentang kegiatan mas
> sehari, cerita dong. aku punya banyak cerita
> lo.....maklum guru jualannya cerita......
> udah dlu ah, ditunggu lo cerita2 jangan yang
> gembira ja, yang sedih2 juga boleh lo........
>
> wass...........
>

No comments: