Monday, June 12, 2006

Sekar Ayu


Date: Mon, 12 Jun 2006 06:53:27 -0700 (PDT)
From: "Fiyanti Mila" Add to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Re: HIdup yang tak pernah berujung
To: "Luluk Amalia" <@yahoo.com>

Waalaikumsalaam wr wb.
Dari tampilanmu, dari data2 pada profilemu
sesungguhnya telah menimbulkan minat awal akan apa
yang tengah aku cari2 selama ini. Seorang pendamping
hidup yang akan mengisi hari2ku dimanapun aku berada.
Bahkan aku sering mengira kalau dik Luluk ini bukan
cuma manis tapi dari kedalaman senyummu kayaknya,
maaf, gigi taringmu juga gingsul. Gigi gingsul memang
sering disembunyikan oleh pemiliknya. Apalagi oleh
wanita yang sekualitas dik Luluk. Seperti harapanku
seorang yang Insyallah cantik shalihah lahir bathin
dunia akhirat. Karena dianya sadar kalau gingsulnya
sering menimbulkan pesona yang terkadang susah untuk
mengerti akan kedagingan lelaki.
Panggilan diajengku kepadamu spontan saja kok dik.
Kenapa dik Luluk menolakku memanggilmu diajeng? Apa
karena risih toh bukan aku yang menurut ibunda boleh
mengkhitbahmu kelak? Bukankah duda hanyalah resiko
bagi lelaki yahng berani menikah. Seperti juga janda
bagi wanita? Dengan ijin Allah aku menikah, dengan
ijin Allah pula aku menjadi duda meski mandah
menerima. Lantas apa salahku? Begini deh, aku akan
memenuhi permintaanmu untuk memanggilmu dik Luluk
Amalia. Tapi tolong jelaskan dulu kenapa aku gak boleh
memanggilmu diajeng. Satu panggilan yang spontan
keluar dari hati sanubari untuk satu sosok yang
kukagumi dengan pengharapan akan ikhlas kucintai.
Makanya sejak awal aku berani bilang, "ID ini akan
kuganti setelah kita menikah. Misalnya menjadi
sekarayu_luluk@yahoo.com"
Hemmmhhh, diajeng Luluk. Jangan2 aku juga diajeng kira
suka akan hiperbola atau korupsi kata2, meskipun sopan
nya diajeng tulis aku pintar merangkai kata2.

Aku akan penuhi permintaan dik Luluk untuk tidak
memanggilmu diajeng, tapi tolong jelaskan kenapa?
Terlalu menghinakah kalau seorang duda memanggilmu
dengan satu panggilan jiwani seorang perjaka, sambil
juga berharap semoga inilah calon isterinya?
Aku Fahmi, dengan ijinmu ingin mengkhitbahmu.
Atau sebagai temanmu saja dulu untuk menjaga hati.
Maaf, apakah budaya lelaki Semarang hanya memanggil
adik atau dik kepada calon/isterinya ya?

Jujur, aku akan ceriterakan apapun dalam hidupku yang
dik Luluk inginkan untuk diceriterakan. Tapi tolong
kontrol ya, apabila aku berlebihan dalam berolah kata.

Aku sungguh berharap agar korespondensi ini akan
saling menimbulkan manfaat lahir bathin dunia akhirat
kita.

Dari tanda kuning YM aku tahu kalau dik Luluk selalu
online. Tapi jangan paksakan diri untuk menjawabinya
sekarang. Jaga kesehatanmu ya, tilem lah kalau sudah
mengantuk. Jangan lupa makan begitu terasa lapar ya.
Aku kawatir jangan2 dik Luluk mengidap gangguan maag.

--- Luluk Amalia wrote:

> Mas, jangan panggil aku diajeng, panggil aj dik lu2k,
> gmn setuju?
> Mas namany siapanya aku lupa, habis aku cuman
> ingetnya Mas Fiyanti Mila, jadi aku harus panggil
> Mas Mila gitu ya.............
>
> Soal mas sama Mbak Mila,
>
hem.............................................................
> ini sepengetahuannku lo ya, kalo masih katanya
> gitu kita harus bener2 sudah tau luar dalamnya dia,
> apakah dia tipe wanita yang sering korupsi kata2
> atau hiperbola kata2?
> telaah baik2 ketika dia berbicara, gunakan logika
> jangan hati MAs pake yang sudah tertusuk durinya.
> Apakah mereka sudah dikaruniai buah cinta mereka?
> JIka sudah, non aktifkan no hape mas detik ini
> juga, jika mas masih terlalu sayang beli hape baru
> gunakan no baru, biarkan hape yang lama berdering
> saja................
>
>
> Aku tau ini permintaanku yang terlalu berlebih,
> kadang pria paling benci jika kuminta menceritakan
> awal mula kisah asmara mereka. Tapi aku suka jika
> pria mau berterus terang soal perjalanan asmarany di
> masa lalu? Sudikah kira kau ceritakan??????????
>
>
> Satu lagi permintaanku, aku memang paling suka
> jika pria langsung mengkitbahku, tapi itu untuk
> maaf" pria yang masih perjaka". Lebih baik kita
> bersahabat dlu seperti dalam QS HUJURAAT 13. BUkan
> aku meremehkan Mas karena seorang duda, tapi Ibuku
> blum merelakannya jika aku dikitbah seorang
> duda.............
>
> Aku ga pernah pacaran seblum mereka meminta pada
> Ibuku setelah itupun aku hanya melakukan taaruf.
> kehidupan kami tempo dlu dalam ujian jauh dari
> cukup, alhamdulillah aku dapet beasiswa untuk
> kuliah................
> mungkin jika mas bertemu denganku skrang ga
> bakalan percaya ap yang pernah menimpa kami
> dlu............... roda kehidupan memang
> berputar............
> lain waktu disambung lagi
> ceritanya....................
> wass.......
>
>

No comments: